Selasa, 17 Agustus 2010
Filled Under: berita techno, technology masa depan, technology terbaru
Berita technology buat para pojoker's semua. Kalian pasti sudah tau bahwa negara arab saudi ingin mengungguli london dengan menara jam barunya. Menara ini mengungguli Big Ben di London dengan ukurannya yang berkali-kali lipat. Tinggi total dari menara ini adalah 251 m dengan diameter jam sebesar 40 meter. Di setiap sisi jam tersebut dihiasi dengan tulisan arab "allahu akbar". Pembuatan menara dan jam ini diperkirakan memakan biaya sampai 800 juta dolar AS
Kepala Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi LIPI Mego Pinandito mengatakan, wacana pemindahan titik standar waktu dari kota Greenwich atau Greenwich Mean Time (GMT) ke kota Mekkah yang disebut Mekkah Mean Time (MMT) kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia.
"Kalau hanya perpindahan waktu yang dipindah dari Greenwich ke Mekkah kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia saja. Yang tadinya +7 jam GMT untuk WIB, berubah jadi +4 jam MMT," katanya, Senin (16/8/2010), saat dihubungi Kompas.com.
Perubahan waktu ini akan berdampak besar pada aktivitas masyarakat sehari-hari, mulai dari kegiatan ekonomi, telekomunikasi, hingga penerbangan internasional. Mego melanjutkan, penetapan MMT ini juga belum jelas konsepnya. Apakah yang diganti hanya patokan waktu ataukah garis bujur ditarik jadi nol derajat berada di kota Mekkah.
"Kita lihat dulu konsepnya seperti apa. Kalau sampai menarik bujur nol derajat, tentu posisi astronomis negara berubah semua. Peta tentu akan berubah," ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, ketetapan MMT oleh pemerintahan Arab Saudi ini harus didukung dunia internasional, tidak bisa bersifat parsial, atau hanya disetujui sebagian negara saja.
"Semua negara harus sepakat, seperti dengan GMT. Dengan begitu, barulah konsep ini bisa jalan, tidak bisa parsial," ungkapnya.
Pemerintahan Arab Saudi kini tengah membangun sebuah jam raksasa di pusat kota Mekkah, tepatnya di puncak Menara Abraj-Al Bait. Menara jam ini dikabarkan lima kali lebih besar dari menara jam Big Ben di Inggris. Selain itu, pembangunan menara raksasa tersebut juga merupakan langkah pemerintahan Arab Saudi dalam mewujudkan ambisi mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Mekkah.
Arab Saudi mengklaim bahwa kota suci Mekkah sebagai pusat episentrum dunia bahwa tidak ada kekuatan magnetik di kota ini. Akan tetapi, wacana MMT ini bukan perkara mudah karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar waktu GMT.
dikutip dari kompas.com dan dhaniels.com
mekkah dan menara jam nya
By
Unknown
Dated
6:36:00 AM
Berita technology buat para pojoker's semua. Kalian pasti sudah tau bahwa negara arab saudi ingin mengungguli london dengan menara jam barunya. Menara ini mengungguli Big Ben di London dengan ukurannya yang berkali-kali lipat. Tinggi total dari menara ini adalah 251 m dengan diameter jam sebesar 40 meter. Di setiap sisi jam tersebut dihiasi dengan tulisan arab "allahu akbar". Pembuatan menara dan jam ini diperkirakan memakan biaya sampai 800 juta dolar AS
Kepala Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi LIPI Mego Pinandito mengatakan, wacana pemindahan titik standar waktu dari kota Greenwich atau Greenwich Mean Time (GMT) ke kota Mekkah yang disebut Mekkah Mean Time (MMT) kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia.
"Kalau hanya perpindahan waktu yang dipindah dari Greenwich ke Mekkah kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia saja. Yang tadinya +7 jam GMT untuk WIB, berubah jadi +4 jam MMT," katanya, Senin (16/8/2010), saat dihubungi Kompas.com.
Perubahan waktu ini akan berdampak besar pada aktivitas masyarakat sehari-hari, mulai dari kegiatan ekonomi, telekomunikasi, hingga penerbangan internasional. Mego melanjutkan, penetapan MMT ini juga belum jelas konsepnya. Apakah yang diganti hanya patokan waktu ataukah garis bujur ditarik jadi nol derajat berada di kota Mekkah.
"Kita lihat dulu konsepnya seperti apa. Kalau sampai menarik bujur nol derajat, tentu posisi astronomis negara berubah semua. Peta tentu akan berubah," ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, ketetapan MMT oleh pemerintahan Arab Saudi ini harus didukung dunia internasional, tidak bisa bersifat parsial, atau hanya disetujui sebagian negara saja.
"Semua negara harus sepakat, seperti dengan GMT. Dengan begitu, barulah konsep ini bisa jalan, tidak bisa parsial," ungkapnya.
Pemerintahan Arab Saudi kini tengah membangun sebuah jam raksasa di pusat kota Mekkah, tepatnya di puncak Menara Abraj-Al Bait. Menara jam ini dikabarkan lima kali lebih besar dari menara jam Big Ben di Inggris. Selain itu, pembangunan menara raksasa tersebut juga merupakan langkah pemerintahan Arab Saudi dalam mewujudkan ambisi mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Mekkah.
Arab Saudi mengklaim bahwa kota suci Mekkah sebagai pusat episentrum dunia bahwa tidak ada kekuatan magnetik di kota ini. Akan tetapi, wacana MMT ini bukan perkara mudah karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar waktu GMT.
dikutip dari kompas.com dan dhaniels.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar
silahkan berkomentar untuk posting ini
Komentar yang mengandung; Spam, Sara, pornografi, tidak sopan, menghina atau mecela dsb akan dihapus oleh admin. Boleh menyelipkan link website kamu di bagian paling bawah coment.
silahkan berkomentar... :)